Tajuk : Menpar Sebut Agen Travel Bakal Kalah Bersaing Jika Tak Pindah Online
link : Menpar Sebut Agen Travel Bakal Kalah Bersaing Jika Tak Pindah Online
Menpar Sebut Agen Travel Bakal Kalah Bersaing Jika Tak Pindah Online
Merdeka.com – Menteri Pariwisata Arief Yahya mengingatkan para pelaku usaha travel yang masih menggunakan cara manual untuk beralih ke sistem yang lebih praktis, dengan berbasiskan online. Sebab di masa akan datang pelaku travel yang tidak bisa mengikuti zaman akan tergerus dan ditinggalkan konsumen.
Dia mengatakan, saat ini wisatawan yang ingin berlibur, mulai dari rekomendasi bahkan sampai mem-booking melakukan pencarian dari internet. Bahkan rata-rata sumbangan online travel agent (OTA) terhadap tingkat hunian kamar di Kota Bandung sekitar 70 persen.
“Sekarang, 70 persen wisatawan termasuk turis menggunakan digital. Jadi saya dorong anggota ASITA ( Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies) ke sana karena nanti dead kalau tak menggunakan digital,” ujar Arief usai menghadiri wisuda di Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bandung, Senin (13/3).
Menurut dia, trend e-tourism sudah tak bisa lagi dihindari. Semua usaha pariwisata harus mulai menawarkan lewat aplikasi yang sangat praktis.
“Sudah 70 persen searching lewat digital, untuk mencari hotel dan akomodasi perjalanan wisata,” katanya.
E-tourism ini prinsipnya sama dengan travel agent manual. Yakni mempertemukan antara wisatawan (buyer) dengan penjual (seller) sebagai yang punya atraktisnya.
Bahkan untuk mengetahui pergerakan dan perpindahan wisman (wisatawan mancanegar) maupun wisnus (wisatawan nusantara), pihaknnya pun menggunakan digital. Menggunakan digital ini, lebih murah dan lebih mudah.
Saat ini mungkin masih ada orang yang membeli paket wisata ke agen secara manual. Namun, lambat laun ke depan semua akan beralih dari manual ke digital. Jadi lanjut Arief sudah pasti wisatawan tak akan datang lagi ke agen secara manual. Karena pasti life style-nya sudah berubah.
“Nanti, tak akan ada yang datang lagi ke travel agen secara manual. Pasar yang tadinya datang manual, akan ganti dengan digital,” katanya.
“Sekarang kita mau ke Bali punya uang Rp 5 juta untuk dua orang. Tinggal lakukan pencarian. Banyak yang menyanggupi dengan uang segitu,” lanjut dia.
Pemerintah pun, kata dia, telah menyiapkan consumer information sistem berjualan pakai digital ini dengan menyiapkan market place. Program ini, dibuat untuk 13 sampai 15 ribu informasi yang akan masuk ke digital place.
“E-tourism harus men-transform life style pariwisata ini sebelum mati. Karena telecommunication, transportation, tourism memang harus mengikuti teknologi,” katanya. [cob]
>Untuk meneruskan bacaan klik link ini http://ift.tt/2nf51sy✍ Sumber : ☕ Siakapkeli
Mukah Pages memuat-naik beraneka jenis artikel menarik setiap jam tanpa henti dari pelbagai sumber. Enjoy dan jangan lupa untuk 👍 Like & 💕 Share!
Merdeka.com – Menteri Pariwisata Arief Yahya mengingatkan para pelaku usaha travel yang masih menggunakan cara manual untuk beralih ke sistem yang lebih praktis, dengan berbasiskan online. Sebab di masa akan datang pelaku travel yang tidak bisa mengikuti zaman akan tergerus dan ditinggalkan konsumen.
Dia mengatakan, saat ini wisatawan yang ingin berlibur, mulai dari rekomendasi bahkan sampai mem-booking melakukan pencarian dari internet. Bahkan rata-rata sumbangan online travel agent (OTA) terhadap tingkat hunian kamar di Kota Bandung sekitar 70 persen.
“Sekarang, 70 persen wisatawan termasuk turis menggunakan digital. Jadi saya dorong anggota ASITA ( Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies) ke sana karena nanti dead kalau tak menggunakan digital,” ujar Arief usai menghadiri wisuda di Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bandung, Senin (13/3).
Menurut dia, trend e-tourism sudah tak bisa lagi dihindari. Semua usaha pariwisata harus mulai menawarkan lewat aplikasi yang sangat praktis.
“Sudah 70 persen searching lewat digital, untuk mencari hotel dan akomodasi perjalanan wisata,” katanya.
E-tourism ini prinsipnya sama dengan travel agent manual. Yakni mempertemukan antara wisatawan (buyer) dengan penjual (seller) sebagai yang punya atraktisnya.
Bahkan untuk mengetahui pergerakan dan perpindahan wisman (wisatawan mancanegar) maupun wisnus (wisatawan nusantara), pihaknnya pun menggunakan digital. Menggunakan digital ini, lebih murah dan
Saat ini mungkin masih ada orang yang membeli paket wisata ke agen secara manual. Namun, lambat laun ke depan semua akan beralih dari manual ke digital. Jadi lanjut Arief sudah pasti wisatawan tak akan datang lagi ke agen secara manual. Karena pasti life style-nya sudah berubah.
“Nanti, tak akan ada yang datang lagi ke travel agen secara manual. Pasar yang tadinya datang manual, akan ganti dengan digital,” katanya.
“Sekarang kita mau ke Bali punya uang Rp 5 juta untuk dua orang. Tinggal lakukan pencarian. Banyak yang menyanggupi dengan uang segitu,” lanjut dia.
Pemerintah pun, kata dia, telah menyiapkan consumer information sistem berjualan pakai digital ini dengan menyiapkan market place. Program ini, dibuat untuk 13 sampai 15 ribu informasi yang akan masuk ke digital place.
“E-tourism harus men-transform life style pariwisata ini sebelum mati. Karena telecommunication, transportation, tourism memang harus mengikuti teknologi,” katanya. [cob]
>Untuk meneruskan bacaan klik link ini http://ift.tt/2nf51sy✍ Sumber : ☕ Siakapkeli
Mukah Pages memuat-naik beraneka jenis artikel menarik setiap jam tanpa henti dari pelbagai sumber. Enjoy dan jangan lupa untuk 👍 Like & 💕 Share!
dengan itu Perkara Menpar Sebut Agen Travel Bakal Kalah Bersaing Jika Tak Pindah Online
Kini anda membaca artikel Menpar Sebut Agen Travel Bakal Kalah Bersaing Jika Tak Pindah Online dengan alamat pautan https://timesnewmalaysia.blogspot.com/2017/03/menpar-sebut-agen-travel-bakal-kalah.html
0 Response to "Menpar Sebut Agen Travel Bakal Kalah Bersaing Jika Tak Pindah Online"
Catat Ulasan